Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah subhanahu wata'ala. sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasalam.
Didalam Al quran Allah sering memerintahkan kita untuk senantiasa bertaqwa. Nasihat taqwa telah Allah perintahkan kepada umat-umat terdahulu dan kepada umat ini.
sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,
فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ‘Ambillah, bacalah kitabku (ini)’.” (al-Haqqah: 19)
Si mukmin akan bahagia. Ia pun senang ketika orang-orang melihat kitab catatan amalnya karena dia sangat bahagia.
Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan hamba-Nya yang beriman di dalam kitab-Nya,
إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡۡ
“Sesungguhnya aku yakin bahwa aku akan menemui hisab terhadap diriku.” (al-Haqqah: 20)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ ٢٢ قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ ٢٣ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ٢٤
“Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan nikmat disebabkan amalan yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu’.” (al-Haqqah: 21—24)
Adapun orang kafir, dia akan diberi kitab catatan amalnya dan diterima dengan tangan kiri, dari balik punggungnya, wal ‘iyadzu billah. Firman-Nya,
وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥
“Dan adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)’.” (al-Haqqah: 25)
Dia pun berangan-angan seandainya dia tidak diberi kitab catatan amalnya dan tidak diperlihatkan kitab tersebut di hadapannya karena dia malu dan kecewa. Firman-Nya,
وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧
“Aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Duhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.” (al-Haqqah: 26—27)
Maknanya, “Aduhai, kiranya aku tidak dibangkitkan. Aduhai, kematian itu akhir dari (segala urusan).”
مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ٢٨ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ ٣١ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٍ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعًا فَٱسۡلُكُوهُ ٣٢
“Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku. (Allah berfirman), ‘Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta’.” (al-Haqqah: 28—32)
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang berterbangan.”
Tsauban bertanya, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari.”
Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.” (Shahih. HR. Ibnu Majah).
No comments:
Post a Comment